Hadiah Mawar Hijau dan Cokela Merah |
Ketika aku sedang menikmati suasana pagi hari, tiba – tiba aku teringat sebuah mimpi yang aku alami disaat aku terlelap pada malam hari. Didalam mimpi itu aku bertemu dengan sesosok wanita yang dahulu sangat aku sayangi, namun mimpi hanyalah mimpi dan hanya sebuah bunga tidur disaat kita terlelap. Mungkin aku sedang rindu dengan masa laluku sehingga kenangan itu sampai terbawa dalam mimpi. Kenangan tinggalah kenangan dan biarkan seberkas kisah menjadi sebuah cerita. Setelah aku terdiam sejenak karena mengingat mimpiku tadi malam, aku pun berfikir bahwa tidak ada salahnya untuk menumpahkan semua cerita itu menjadi karya tulis. Inspirasi pun datang dan aku langsung beranjak untuk melukiskannya ke dalam sebuah cerita.
Kisah ini aku petik dari sebuah kisah indah saat aku duduk dibangku SMA. Memang benar seperti yang orang banyak katakan bahwa masa putih abu - abu adalah masa yang paling indah. Masa dimana kita sedang asiknya bermain bersama sahabat, kita mengembangkan kreativitas kita, saling berlomba mengejar prestasi, mendewasakan diri , mencari pacar pun tak terlewatkan dan masih banyak lagi yang tak bisa di lukiskan dengan kata – kata dan yang pasti selama 3 tahun saat SMA akan terasa singkat sehingga terkadang kita ingin lebih lama lagi untuk bersama – sama.
Cerita cinta ini lahir disaat aku duduk di kelas 3 SMA semester awal dimana aku bertemu dengan seorang gadis yang bernama Adelia dan dia biasa disapa Adel. Adel adalah teman sekelasku dan dia adalah sosok gadis manis yang menjadi semangat dan dapat membuat hatiku merasa damai saat itu. Aku tak tahu apa yang bisa mendekatkan aku dengan dia karena pada saat aku kelas 1 dan 2 aku dan dia tidak begitu akrab dan biasa saja, untuk bertegur sapa pun jarang kami lakukan.
Namun pada suatu malam ketika aku sedang bermain bersama teman – temanku di rumah Jojo sahabatku, ponselku yang terdiam tiba – tiba bergetar dan setelah aku lihat ternyata aku menerima sebuah pesan singkat dari seorang wanita dan wanita itu adalah Adel. Aku pun segera membalas pesan singkat yang dia kirimkan, mungkin pada awalnya dia bermaksud untuk mengerjaiku karena dia berfikir kalau aku tidak menyimpan nomor ponsel dia, akan tetapi aku sudah menyimpannya sejak lama dan alhasil dia tidak berhasil mengerjaiku. Mungkin dari situlah semua dimulai, percakapan pun terus berlanjut sehingga kami menjadi selalu berkomunikasi baik lewat pesan singkat atau lewat telfon sehingga keadaan lebih baik dari sebelumnnya.
Setelah malam itu setiap hari kami menjadi saling mengirim pesan singkat tiada henti, mulai dari kami bangun tidur sampai kami tertidur lagi, walau terkadang jarak kami berdekatan kami tetap melakukannya. Tidak hanya itu, setiap pulang dari sekolah pun aku tidak lupa untuk menelfon dia dan entah kenapa hal itu bisa menjadi rutinitas yang ku lakukan setiap pulang sekolah.
Cerita terus berlanjut dari hari ke hari, kami saling bercerita dan curhat satu sama lain baik masalah pelajaran maupun hal lain. Hubungan kami pun menjadi semakin dekat dan akrab. Namun pada suatu hari dimana aku tidak mengetahui kabar tentangnya, entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang berbeda, seperti ada sesuatu yang kurang dalam hariku. Aku bertanya – tanya pada diriku sendiri apa yang sedang aku rasakan saat ini dan aku pun tidak menceritakannya kepada dirinya tentang perasaan ini. Aku pun selalu melihat ponsel dan menunggu kabar dari dia baik lewat pesan singkat atau telfon. Rasa gelisah pun menemaniku saat itu. Setelah beberapa waktu aku menunggu kabar, akhirnya ketika pada malam hari dia mengirimkan pesan singkat kepadaku dan meminta maaf baru memberi kabar karena tadi dia belum sempat mengabariku. Hati ku yang sedang gundah kembali tenang setelah dia mengabariku.
“ Perasaan apa ini ? ” adalah pertanyaan yang selalu terlintas dibenakku. Seakan waktu akan berhenti tanpa kehadirannya dalam hariku. Hati bimbang lalu diam membisu tak bisa menjawabnya atau mungkin ini hanya halusinasi dari efek bayang semu tentang dirinya.
Waktu terus beranjak dan hubunganku denganya kini semakin tidak biasa, kami berdua saling memberi memberi perhatian terhadap satu sama lain dan merasa kehilangan disaat salah satu dari kami berdua tidak ada kabar walaupun sudah bertemu di sekolah. Apakah ini benih – benih cinta atau apa sajalah itu yang membuatku tidak mengerti apa yang sedang aku rasakan, yang aku tahu aku merindukannya apabila tidak ada kabar dari dia dan tidak bertemu dengan dia.
Pada suatu saat ketika aku sedang berbicara dengannya melalui telfon, aku pun memberanikan diri untuk bercerita apa yang tengah aku rasakan dan syukurlah dia pun juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan, aku hanya bercerita tentang apa yang aku rasakan dan tidak berani untuk menyatakan bahwa aku mencintainya.
Sebenarnya aku takut untuk menceritakan itu semua kepada dia karena aku takut kalau hal itu bisa merubah sikapnya kepadaku dan pergi menjauh, tetapi kenyataannya semua hal itu tidak merubah sikap dia, aku pun semakin sayang dan takut untuk kehilangan dia. Persahabatan kami yang jalani sekarang telah berbeda dengan yang dulu karena telah hadirnya rasa sayang diantara kami berdua.
Walaupun detik berubah menjadi menit, menit berubah menjadi jam, kemudian jam berjalan melintasi hari, dan hari pun terus berlalu, akan tetapi tidak dengan cintaku untuknya.
Aku ingin selalu di dekatnya karena dengan berada di dekatnya aku merasa hangat dan sangat nyaman. Panggilan sayang pun tak lagi ragu untuk kami ucapkan walaupun kami belum resmi mejadi sepasang kekasih. Akhirnya kami berdua membuat cerita dan beranggapan bahwa kami sudah menjadi sepasang kekasih, memang pada awalnya kami berdua hanya berpura – pura dan hanya untuk bersenang - senang untuk menjalani cerita ini layaknya sedang memainkan drama, tetapi entah kenapa dari rasa itu semakin hari semakin dalam dan nyata.
Cinta yang tersirat kini masih menjadi sebuah rahasia yang belum terungkap kepastiannya. Cinta terkadang membuat logika menjadi tak terorganisasi dengan baik, cinta juga membuat akal sehat kadang tak berlaku, namun yang pasti cinta itu bisa membuat segalanya menjadi lebih indah.
Cerita kami pun terus berlanjut, menjadi semakin tak masuk akal untuk dicerna dengan kasat mata. Pada suatu hari entah siapa yang mulai terlebih dahulu kami berdua membuat cerita seakan – akan kami sudah menikah pada tanggal 2 Februari 2002. Sedangkan saja pada tahun 2002 kami masih duduk dibangku sekolah dasar dan belum saling kenal atau pernah bertemu. Kemudian kami juga mempunyai dua orang anak , anak pertama Adel yang memberikan nama yaitu Satriananda dan untuk anak kedua aku yang memberi nama yaitu Amelia Syahputri. Satriananda adalah anak laki – laki yang terlahir pada 17 Juli 2003 dan dia adalah anak yang pintar seperti ibunya Adelia sementara Amelia Syahputri lahir pada 9 April 2005, Amelia terlahir sebagai anak perempuan yang suka dengan musik seperti ayahnya yaitu aku.
Semakin terlihat jelas bahwa cinta itu tidak dapat dimengerti secara rasional dan diungkapkan dengan kata – kata. Kami berdua menjalaninya pun dengan rasa sadar dan mengerti bahwa ini semua hanyalah sebuah imajinasi. Namun karena cinta memiliki lebih dari satu makna dan arti, kami membiarkan semua ini terjadi dan membuat hubungan kami semakin lebih berarti. Akhirnya kami berdua pun membuat perjanjian bahwa cerita ini hanya untuk kami berdua, apabila suatu saat nanti kami berdua sudah menjalani kehidupan masing – masing, sudah menikah dan mempunyai anak dengan orang lain kami tidak boleh menggunakan nama Satriananda dan Amelia Syahputri karena nama itu hanya untuk kami berdua yaitu aku Doni dan Adelia.
Pada suatu hari seperti biasa kami berdua saling mengirim pesan singkat, mungkin kalau dahulu pembicaraan kami mengenai pelajaran atau hal lain, tetapi setelah apa yang kami lalui dan rasakan pembicaraan kami berdua pun semakin hangat dan mesra seperti sepasang kekasih. Semakin terpancar jelas bahwa cinta ini tak ada logika dan tak bertajuk pada sebuah aturan. Hal yang terlihat bodoh dan konyol menjadi sah – sah saja untuk di hidangkan, semua ini karena cinta. Kami berdua memang masih terlalu muda untuk membicarakan tentang cinta , namun biarlah waktu yang menjelaskannya secara perlahan.
Siang hari dimana ketika raja siang menduduki tahtanya, disitulah waktu kami pulang sekolah. Cuaca yang terik membuat minuman yang dingin menjadi lebih menarik dari sebelumnya, seakan menjadi sesuatu yang harus dinikmati disaat dahaga menghantui.
Setelah sampai di rumah, aku beristirahat sejenak untuk melepaskan rasa lelah ku setelah belajar di sekolah. Belajar itu memang melelahkan, tapi dengan belajarlah kita dapat mengetahui tentang sesuatu hal dan dengan belajar kita dapat memiliki ilmu yang bermanfaat untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Teringat sebuah pesan yang tertera pada sebuah spanduk di jalanan yang bertuliskan “Lebih baik kita menahan lelahnya belajar saat ini dari pada nanti kita harus menelan pahitnya kebodohan” , oleh karena itu aku pun menjadi tidak mudah mengeluh dalam belajar.
Seperti biasa setelah aku pulang sekolah dan beristirahat, aku tidak lupa menelfon dia atau mengirim pesan singkat kepadanya. Sejenak ketika kami berdua sedang asik saling mengirim pesan singkat. Aku merasa ada yang berbeda dengan pesan yang Adel kirim kepadaku, mulai dari ketikannya, nadanya, semua terlihat tidak sama seperti yang biasa aku lihat. Karena merasa penasaran aku pun menanyakan siapa yang membalas pesanku tadi kepada Adel, dan ternyata dugaanku benar kalau memang bukan dia yang membalas pesanku tetapi Sarah sahabatnya Adel yang kebetulan satu sekolah juga denganku. Pada siang itu ternyata Adel sedang bermain di rumah Sarah dan ketika Adel sedang pergi ke warung, disitulah saat Sarah membalas pesanku untuk Adel dan hasilnya besok ketika aku bertemu dengan Sarah disekolah aku menjadi sedikit malu karena dia mengetahui kalau aku sedang dekat dengan Adel sahabatnya. Namun tak apalah karena memang seperti itu kenyataannya dan tak ada yang perlu disembunyikan.
Hari terus melangkah dengan pasti dan banyak hal yang ku lalui saat di sekolah bersamanya. Mulai dari datang telat masuk sekolah bersama, ke kantin berdua, disaat ketika tidak ada guru di kelas kami berdua keluar sekolah hanya untuk membeli ice cream lalu masuk lagi ke dalam kelas dan masih ada yang lain yang tak mampu ku ungkapkan dengan kata – kata.
Pada suatu hari perasaan yang kurasakan semakin nyata dan tak sanggup untuk terus ku pendam, aku pun memberanikan diri untuk mengatakan perasaanku kepadanya secara langsung walaupun aku takut untuk menyatakannya. Ketika saat itu mata pelajaran matematika sedang dijelaskan oleh guru ku dikelas dan saat itu aku duduk sebangku berdua dengan Adel, disitulah aku mencoba memberanikan untuk menyatakan cinta kepadanya. Memang harus aku akui kalau memang itu bukan momen yang tepat karena pada saat itu dalam suasana belajar dan tak ada sedikit pun unsur romantis yang terlihat, namun aku harus mengatakannya saat itu juga atau sama sekali tidak aku katakan. Aku merasa gugup dan lidahku kelu pada saat akan mengatakannya dan tak tahu apa yang harus ku ucapkan. Aku pun membulatkan tekad untuk mengungkapkannya, walaupun ketika mengatakannya aku terlihat gugup tetapi mau tidak mau hal itu harus aku lakukan dari pada aku harus memendam rasa itu lebih lama lagi.
Dengan tekad yang bulat, aku pun berhasil mengungkapkannya. Setelah aku menyatakannya aku pun menunggu jawaban dari dia walaupun aku tahu kalau menunggu adalah hal yang membosankan, tetapi tak apalah untuk hal ini. Setelah kejadian itu berlangsung, syukurlah tidak ada yang berubah dalam hubungan kami berdua. Karena aku sibuk mengungkapkan perasaanku kepadanya, pelajaran matematika yang sedang dijelaskan oleh guru pun menjadi tidak begitu aku pahami, tetapi ketika pelajaran matematika sudah selesai aku meminta bantuan kepada teman untuk mengajariku agar aku mengerti tentang apa yang tadi dijelaskan oleh guru.
Keesokan harinya ketika matahari sudah terbit dan cuaca cerah menari dengan udara sejuk, seperti biasa aku harus pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu demi masa depan dan tidak lupa berpamitan dengan orang tua sesaat sebelum berangkat ke sekolah. Suasana sejuk pagi hari pun menemaniku saat berangkat sekolah. Setelah sampai sekolah aku pun berkumpul dengan sahabat – sahabatku seperti biasa dipagi hari sebelum jam pelajaran dimulai. Ketika aku sedang bercanda dan bermain dengan sahabatku, aku memutuskan untuk menyimpan tas dahulu dikelas kemudian kembali bermain.
Aku pun melangkah menuju kelas untuk menyimpan tas. Ketika aku sudah di dalam kelas, ternyata Adel sudah datang lebih dulu dan menungguku di kelas. Aku pun menghampirinya dan menyapanya. Seperti biasa percakapan kami lakukan dengan baik. Disaat kami berdua sedang mengobrol, tiba – tiba Adel menatapku dan berkata “ Adel akan jawab apa yang kita bicarakan kemarin di kelas, tetapi ada satu syarat Don “ , dengan nada sedikit tertawa dan tersenyum dia mengatakan hal itu. “ Seperti mau masuk sekolah saja pakai ada syaratnya , hehe “ adalah kata – kata dalam fikiranku saat itu. Lalu aku pun bertanya kepadanya apa syaratnya, dan dia pun menjawab “ Doni bawain bunga mawar hijau dan cokelat merah ya buat Adel”. Aku pun langsung bertanya kepadanya, “ kenapa mawar hijau dan cokelat merah del? ”. “Karena kalau mawar merah dan cokelat biasa itu sudah umum dan basi , Adel mau yang beda dari Doni” , ucapnya.
Aku pun menuruti permintaannya itu. Dengan sedikit rasa penasaran aku bertanya lagi kepadanya , ” ide dari siapa sih del? yang aneh – aneh aja, hehe “ dan dengan memasang muka polos dia menjawab dengan santai “ dari Adel sendiri lah, itu juga dapat idenya pas lagi mandi don , hehe “ , ya spontan saja aku langsung tertawa berdua dengannya dan ketika sedang tertawa berdua dengannya dalam hati aku berkata , “ Ini orang yang aneh – aneh saja permintaannya, karena memang terlihat unik permintaannya. Walaupun begitu dia adalah wanita yang aku sayangi ”. Beberapa saat kemudian bel sekolah pun berbunyi dan itu adalah tanda bahwa pelajaran akan segera dimulai. Setelah pelajaran dimulai kami berdua pun kembali ke tempat duduk kami masing – masing dan hari ini ku lalui seperti biasa sebagai pelajar pada umumnya di sekolah.
Siang hari setelah pulang sekolah dan ketika aku sampai di rumah, aku pun berfikir dimana aku harus membeli bunga mawar hijau dan cokelat merah memangnya ada yang jual. Hal itu membuatku merasa bingung, lalu aku pun bertanya kepada mamaku dimana tempat yang menjual mawar hijau dan cokelat merah, namun mamaku hanya tahu tempat yang menjual cokelat merah saja. Mengetahui hal itu, dengan sangat antusias aku minta di belikan cokelat merah itu sama mama. Mama pun bertanya kepadaku untuk apa mawar hijau sama cokelat merah, karena permintaanku yang satu ini tidak seperti biasanya jadi ku anggap wajar – wajar saja kalau mama bertanya.
Pada esok harinya mama membelikanku cokelat merah seperti yang aku pinta dan aku pun bersorak gembira dalam hati karena aku telah memiliki salah satu dari kedua syarat tersebut. Aku terus berusaha untuk mencari syarat yang kedua yaitu mawar hijau. Ketika aku pergi untuk mencari dan membeli mawar hijau, ternyata sulit juga untuk mendapatkannya karena kebanyakan hanya mawar merah dan mawar putih seperti pada umumnya.
Aku pun bercerita kepada dia agar aku dapat menemukan titik terang dari mawar hijau tersebut. Sebenarnya aku malu untuk bertanya karena mungkin dia akan berfikir bahwa aku tidak berusaha sebelumnya tetapi kenyataannya aku tidak seperti itu. Namun aku tak lagi ragu untuk menanyakannya karena aku akan terus berusaha untuk mendapatkannya.
Setelah aku bertanya dan mendapat sedikit informasi tentang mawar hijau darimya, aku pun berhasil mendapatkan mawar hijau tersebut dan kini aku telah mempunyai semuanya. Setelah mawar hijau dan cokelat merah sudah ada dalam genggaman, aku pun menunggu waktu yang tepat untuk memberikannya kepada dia. Waktu itu dia sedang magang di Wali Kota, jadi aku harus menunggu saat yang tepat karena dia hanya masuk sekolah hari sabtu saja. Karena dia tidak masuk ke sekolah seperti biasanya, aku menjadi rindu saat – saat dimana aku duduk berdua dengannya dan bercanda tawa bersamanya.
Memang pada saat sebelum magang dimulai dia sempat meminta pendapat kepadaku tentang hal magang tersebut karena dia sendiri masih bimbang apakah akan ikut magang atau tidak. “ Adel pilih saja yang menurut Adel baik dan yang terpenting dalam pilihan itu tidak terdapat unsur paksaan del “ ucapku kepadanya. Setelah beberapa hari berlalu, dia pun memutuskan untuk ikut magang. “ Nanti kalau Adel magang , Doni jangan bandel ya di Sekolah, jangan ganjen, dan yang terpenting jangan mencari pengganti Adel selama Adel magang” ucapnya kepadaku sesaat sebelum dia magang. Aku pun menuruti permintaannya. “ Nanti kalau Adel magang , Adel jangan bandel ya disana, jangan ganjen, dan yang terpenting jangan mencari pengganti Doni selama Adel magang” ucapku kepadanya. Kami pun berdua berjanji akan terus menjalin komunikasi selama kami jarang bertemu.
Sebenarnya pada waktu itu sempat terfikir untuk melarangnya ikut magang karena aku takut menjadi jarang ketemu sama dia dan takut kalau dia mencari cinta yang lain, tetapi di satu sisi yang lain aku juga berfikir kalau aku bukan siapa – siapa dia yang berhak melarang apa yang akan dia lakukan dan dia pilih. Aku juga bukan tipe seseorang yang suka melarang – larang (posesif). Bukan aku tidak sayang kepada dia tetapi aku percaya sama dia, karena dalam suatu hubungan kepercayaan sangatlah penting dan aku berharap dia dapat menjaga kepercayaan yang aku berikan kepadanya.
Disaat dia magang aku pun menjadi bingung dalam memilih waktu untuk memberikan mawar hijau dan cokelat merah tersebut kepadanya. Ketika bingung terus menemani rasa ragu pun tiba – tiba turut menyertainya. Rasa ragu itu hadir karena disaat aku melihat akun facebooknya Adel, ternyata dia sedang dekat juga dengan orang lain. Aku merasa cemburu akan hal itu tetapi aku tidak langsung mengatakannya kepada dia. Setelah aku bertemu dengannya barulah aku menanyakan hal tersebut kepadanya. “ Tenang Don dia bukan siapa – siapa kok , hanya teman saja , hehe ” ucap dia untuk meyakinkanku. Walaupun aku masih cemburu tetapi aku harus percaya kepada dia.
Walaupun hari terus silih berganti dan aku sudah jarang bertemu dengannya aku dan dia tidak pernah putus dalam komunikasi, namun pada suatu saat semua itu berubah dan sirna. Aku mendengar cerita dari temannya kalau pada hari minggu dia akan bertemu dengan seseorang yang waktu itu dia bilang teman di facebooknya. Temannya sangat mendukung aku supaya untuk segera memberikan mawar hijau dan cokelat merah kepadanya sebelum hari minggu. Karena pada sabtu kemarin dia tidak masuk maka aku berniat akan memberikannya pada hari sabtu ini, namun harapanku kandas karena pada hari sabtu aku berhalangan masuk sekolah dan semua ini terasa sia - sia.
Benar seperti apa yang temanku bilang apabila aku telat memberikan mawar hijau dan cokelat merah itu sebelum hari minggu maka semua akan berubah karena apabila mawar hijau dan cokelat merah itu sudah ku berikan sebelum hari minggu maka aku bisa menahannya untuk tidak pergi bersama orang itu namun semuanya itu kini sudah terlambat dan kini menjadi sebuah penyesalan.
Aku sempat tidak percaya tentang apa yang sudah terjadi , kenapa dia begitu cepat melupakan kisah bersamaku? kenapa dia bisa langsung menjalin cinta dengan orang yang baru dia kenal? kenapa dan kenapa dia selalu hadir dalam fikiranku. Rasa sakit hati dan rindu pun datang menghantui namun entah kenapa setiap bertemu dengannya aku tidak merasakan rasa benci sedikit pun bahkan untuk marah sekalipun tak terlintas ketika aku berada di dekatnya. Apa rasa sayangku ke dia sudah terlalu dalam atau apalah yang selalu membuatku tak mengerti dan tetap menyayanginya seolah – olah keadaan masih tetap normal seperti sebelumnya.
Walaupun kini dia sudah mempunyai kekasih yang baru aku tetap selalu berusaha ada untuknya walaupun keadaan itu menyakitkan, aku sudah berusaha untuk jaga jarak agar bisa melupakan perasaanku kepadanya namun rasanya sulit sekali mungkin lebih mudah mencari jarum di dalam tumpukan jerami dari pada aku harus melupakan dirinya yang ku sayangi.
Waktu terus berlalu dan kesedihan pun setia menemaniku, mungkin di depan teman – temanku aku masih bisa tersenyum dan tertawa akan tetapi dibalik itu semua hatiku sedang sedih dan hancur ketika aku harus menatap itu semua. Aku dengar apa yang tak ingin ku dengar , aku rasakan apa yang tak pernah ku harapkan dan rasa kecewa pun tak luput hadir ditengah itu semua.
Setelah beberapa waktu berlalu, suatu hari aku mendengar kabar darinya bahwa dia sudah berpisah dengan kekasihnya dan aku pun masih setia menjadi tempat curhatnya dia. Aku pun sedikit merasa senang karena masih ada kemungkinan untukku kembali dekat dengannya. Namun ternyata dugaan ku salah karena hal yang menyakitkan tidak berhenti sampai di sini.
Ternyata setelah beberapa hari dia pisah dengan kekasihnya, dia sudah memiliki kekasih lagi dan kekasihnya tersebut masih satu sekolah juga denganku. Sudah jatuh tertimpa tangga mungkin itu peribahasa yang cocok dengan keadaanku saat ini, luka yang kemarin belum sembuh tetapi sudah ditambah lagi. Ku ingin sekali melupakannya akan tetapi kenapa dia selalu hadir dan datang dalam setiap mimpiku, bayangnya pun masih terbaring nyata di lamunanku.
Namun hubungan dia dengan kekasih barunya itu tidak berlangsung lama, namun kali ini aku tidak terlalu berharap untuk bisa meraihnya kembali mungkin menjadi sahabat adalah yang terbaik untuk aku dengannya. Aku tetap bersikap seperti biasa saja kepadanya namun hanya perasaanku saja yang harus aku kendalikan agar tidak terlalu berharap kepadanya. Tetapi sepertinya usahaku untuk menjauh dari dia sulit sekali. Bagaimana mau berusaha untuk menjauh, sementara aku dan dia satu kelas terkadang pun aku sering duduk berdua dengannya dan masih suka bermain bersama, memang susah untuk membohongi perasaan kita sendiri.
Sampai pada suatu saat aku mengetahui kalau dia sudah mempunyai kekasih baru lagi. Setelah aku berfikir ya wajar saja kalau Adel jatuh cinta karena kekasihnya itu anak band dan vokalis pada band tersebut, wanita mana yang tidak suka dengan anak band. Walaupun aku tahu hal itu akan tetapi aku tidak begitu sakit hati karena aku berfikir kalau aku memang sayang sama dia aku harus rela melihat dia tersenyum dan tertawa walaupun bukan denganku lagi karena aku juga belum bisa menjadi seseorang yang bisa dibanggakan baginya.
Aku pun sedikit demi sedikit bisa melupakannya, sehingga aku tidak terlalu bergantung kepadanya. Aku dan dia sudah lama tidak bermain bersama lagi sampai pada akhirnya suatu saat di sekolah ada tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok. Ternyata pada saat pembagian kelompok, ternyata aku dan dia tergabung dalam satu kelompok. Kelompok tersebut terdiri dari 4 orang, yaitu aku, Adel, Irfan, dan Jojo. Setelah proses pembagian kelompok selesai, kami pun berencana mengerjakan tugas itu pada hari sabtu karena pada hari itu semuanya bisa hadir untuk mengerjakannya secara bersama – sama di rumah Jojo dan pada hari itulah aku baru bertemu dengan Adel lagi. Walaupun hanya mengerjakan tugas akan tetapi aku merasa senang bisa bercanda tawa dengannya lagi.
Siang berganti sore dan sore pun berganti malam, hari ini kurasa lebih indah karena bisa kulalui dengan canda tawa bersama sahabat ku dan di tambah kehadiran dia yang semakin membuatku merasa senang. Semua rasa itu ku angap wajar – wajar saja karena aku memang sudah jarang bertemu dengannya, bisa dibilang kalau aku rindu dengan kehadirannya.
Memang hatiku sangat senang sampai tak ingin berlalu untuk berhenti bermain bersama, tapi nyatanya pada malam hari entah apa yang kurasakan ketika kekasihnya datang untuk menjemputnya. Aku merasakan darahku mengalir lebih cepat dari biasanya dan semua itu memacu rasa cemburu itu hadir kembali, padahal aku sudah tidak begitu memikirkan untuk memilikinya lagi dan aku pun selalu berfikir dia adalah sahabatku ketika rasa ingin memiliki itu datang kembali.
Berfikir sejenak mengapa ini terjadi, dia sudah memiliki kekasih dan aku pun juga sudah tidak berharap. Tetapi kenapa hati ini merasa gundah dan cemburu ketika aku melihat dia terlihat mesra dengan kekasihnya, aku pun hanya bisa diam dan bertanya – tanya kepada diriku sendiri.
Disaat momen yang sama, sahabatku bukannya memberi semangat akan tetapi malah asik tertawa melihat itu semua dan yang lebih ironis lagi mereka memutar sebuah lagu yang berjudul “ Saat yang Menyebalkan “ yang dimana semua liriknya sama persis seperti apa yang ku alami pada saat itu. Sudah jatuh tertimpa gunung kalau yang seperti ini ceritanya. Namun aku pun tidak bisa menyalahkan sahabatku karena memang kenyataannya seperti itu. Pada saat sahabatku tertawa sebenarnya mereka bukan bermaksud untuk membuatku semakin terpuruk, tetapi sebenarnya mereka hanya ingin aku sadar dan tidak terus berada dalam kondisi seperti itu, namun aku hanya terdiam dan membisu menatap kejadian itu.
Cerita yang awalnya terlukis dengan indah tetapi akhir dari cerita ini berakhir dengan kesedihan yang berselimut dengan kerinduan kepadanya. Aku tidak mau terus memegang mawar hijau dan cokelat merah itu seorang diri, jadi aku harus memberikan kepada dia walaupun kini mungkin sudah tak berarti. Pada suatu saat sebelum kami lulus sekolah aku pun memberikan bunga mawar hijau yang waktu itu Adel pinta kepadaku, walaupun sudah layu dan mati tetap ku berikan karena dia adalah bagian dari cerita ini. Dia yang menyimpan mawar hijaunya dan aku yang menyimpan cokelat merahnya. Sampai pada saat aku menulis cerita ini aku pun masih menyimpan cokelat merah itu, mungkin kurang lebih sudah 2 tahun aku menyimpannya. Entah dia masih menyimpan mawar hijau itu atau tidak, yang pasti aku sudah merasa lega karena telah memberikan kepadanya.
Memang tak akan ada habisnya bila kita membicarakan tentang cinta, seperti kata Marjinal bahwa cinta itu pembodohan, kalau kata Agnes Monica cinta tak ada logika, sedangkan kata Netral cinta itu gila, dan masih banyak lagi definisi tentang cinta. Karena cinta memilki banyak definisi dan arti, maka dari itu carilah cinta, kejarlah cinta, dan jagalah sebuah cinta. Setelah kita telah melaluinya maka kita akan tahu apa arti dari cinta tersebut.
Kalau menurutku cinta itu adalah aku dan kamu. Bukan aku, kamu, dan dia. Cinta menurutku juga bisa diibaratkan seperti bunga mawar, kenapa ?
Karena apabila kita bisa menjaga dan merawat bunga mawar itu dengan baik maka kita akan mendapatkan keindahan dan wangi yang harum dari bunga mawar tersebut. Tetapi apabila kita tidak bisa menjaga dan merawat bunga mawar itu dengan baik maka kita sendiri yang akan tersakiti oleh duri – duri yang ada pada tangkai bunga mawar tersebut, lalu kemudian bunga mawar itu akan mati tanpa meninggalkan harumnya.
Cerita ini aku buat ketika aku terbangun dari mimpiku bersamamu Adelia dan ketika itu rasa rindu kepadamu datang menghampiriku. Tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk memberi tahu semua itu kepadamu karena mungkin kau pun tidak mau tahu akan semua itu, maka aku tumpahkan saja semua kerinduan ini menjadi sebuah cerita. Terimakasih karena kau telah mengisi masa – masa indah sekolahku dan hadir dalam kehidupan cintaku, dan kaulah inspirasiku untuk menulis cerita ini.